top of page

Pentingnya Manajemen Risiko Dalam Membangun Infrastruktur Server


Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman, suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya.


Saat membangun bisnis atau usaha perlu adanya manajemen risiko untuk mendeteksi hal hal buruk yang dapat menimpa perusahaan, terutama yang berkaitan dengan data transaksi. Kehilangan data transaksi sangat berpengaruh terhadap posisi keuangan suatu Perusahaan. Hal tersebut dapat terjadi dari beberapa faktor salah satunya server down karena storage penuh, RAM bermasalah, dan processor yang tidak mempuni ketika data transaksi mulai banyak. Oleh karena itu, penting sekali bagi perusahaan dalam membangun infrastruktur server dengan manajemen risiko yang matang.

Manajemen Risiko: Cegah kehilangan data transaksi!

Untuk mencegah terjadinya server down, saat membangun infrastruktur server perlu adanya analisa kemungkinan banyak-nya data transaksi, ini salah satu peran dari manajemen risiko. Dengan adanya analisa tersebut Perusahaan dapat memperhitungkan kebutuhan storage, RAM, processor pada server dan perencanaan replikasi server & schedule backup data.


Fungsi dari Replikasi untuk meminimalisir kehilangan data, saat server utama mengalami down, maka sistem akan langsung switch ke server replikasi.

Begitupula saat server utama sudah kembali up maka server replikasi akan alihkan kembali ke server utama. Dalam hal ini perlu adanya perencanaan schedule backup & recovery agar data yang hilang dapat diminimalisir.


Manajemen Risiko
Manajemen Risiko

Pengaruh RPO dan RTO terhadap Perencanaan Backup dan Recovery

Manajemen Risiko - Recovery Point Objective (RPO) dan Recovery Time Objective (RTO) memungkinkan perusahaan untuk mengetahui berapa banyak kehilangan data yang mungkin terjadi dan berapa lama sistem tidak bisa diakses. Hal ini merupakan kunci dari perencanaan backup dan disaster recovery.


RPO dan RTO merupakan parameter yang berhubungan erat dengan recovery. RPO dan RTO akan menentukan redudansi atau infrastruktur backup yang diperlukan. Semakin ketat aturan RPO dan RTO yang harus dipenuhi, maka akan semakin banyak biaya yang diperlukan untuk membangun infrastruktur.

Apa itu RPO ?

Recovery Point Objective (RPO), merupakan jadwal scheduler backup, dalam hal ini manajemen risiko menentukan berapa banyak data yang boleh hilang ketika terjadi insiden. Sebagai contoh, jika Schedule Backup dilakukan satu hari sekali pada jam 20:00 (malam), dan server mengalami down pada jam 10:00 (pagi) keesokan harinya. Maka data yang hilang dari jam 20:00 (malam) sampai dengan jam 10:00 (pagi) keesokan harinya, data yang hilang dihabiskan waktu sebanyak 14 Jam.

Semakin sering Schedule Backup dalam satu hari, maka peluang data yang hilang semakin kecil dan ini berperngaruh juga terhadap perancangan infrastruktur Server.

Recovery Time Objective (RTO)

Waktu paling lama dari bisnis tidak berfungsi setelah terjadi insiden hingga bisnis kembali berjalan normal. Jika Perusahaan tidak mentolerir waktu downtime, artinya dibutuhkan sistem replikasi pada server. Namun jika perusahaan dapat mentolelir waktu downtime (contoh 1 jam) artinya ini masih dapat menggunakan sistem schedule backup dan recovery, dengan catatan kehilanggan data selama 1 jam tersebut.

Pentingnya Manajemen Risiko untuk menentukan RPO dan RTO agar meminimalisir kerugian yang dialami perusahaan ketika down dalam periode waktu tertentu. Kerugian yang terjadi bisa berupa waktu, uang, dan yang paling berbahaya reputasi perusahaan. Untuk meghindari kerugian perusahaan, PT Lintas Media Danawa memberikan Layanan Managed Server dan Database, agar perusahaan tetap fokus pada perkembangan Bisnis dan mencegah terjadinya server down yang mengakibatkan kehilangan data.



bottom of page